Dilemanya Ujian Sosiologi Zaman Sekolah. Kadang Lebih Susah daripada Matematika!
Dari sekian banyak masalah yang membuat kita pusing saat berada di sekolah, salah satu yang paling menyebalkan adalah momen saat ujian atau ulangan harian. Pasalnya, hampir setiap guru seringkali harus mengerjakan ulangan harian secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini benar karena tujuannya adalah untuk menguji sejauh mana pemahaman kita, tetapi jika Anda melakukannya terlalu sering dapat menjadi menjengkelkan.
Belum lagi apakah tes diberikan pada mata pelajaran tertentu, yang bisa menjadi momok bagi siswa. Seperti, misalnya, matematika yang saat itu sering digadang-gadang sebagai mata pelajaran yang paling mengerikan. Namun sadarkah Anda bahwa pelajaran sosiologi terkadang lebih membingungkan daripada momok nomor satu? Jadi jangan heran jika setiap kali Anda memeriksa tutorial ini, dilema tidak akan dimainkan!
Paling malas, kalau dapat soal pilihan ganda, hampir semua jawabannya sama dan persis sama. Ternyata jawaban yang kita kira salah ternyata yang paling benar.
Ilustrasi uji / Kredit: WordPress Acak via randomadul.wordpress.com
Di mata pelajaran lain, ulangan harian pilihan ganda dianggap sebagai berkah bagi siswa. Alasannya berbeda-beda, mulai dari membantu kita saat kita buntu, kita tidak bisa berpikir sama sekali, kita bisa menjawab acak kan, hingga pertimbangan yang absurd seperti memudahkan untuk saling menjiplak. Namun, dengan subjek sosiologi, situasinya berbeda. Alih-alih merasa lebih mudah ketika Anda mendapatkan pertanyaan pilihan ganda, mereka yang menjadi lebih bingung. Bayangkan saja, coba saja, kami yakin ini pilihannya TETAPI Ini adalah jawaban yang paling benar, tetapi saya tiba-tiba ragu ketika saya melihat jawabannya B yang juga masuk akal. Sudah pusing, mengingat dua jawaban sebelumnya, dan nlala membalas DARI sepertinya tidak salah juga. Hasilnya, ternyata jawaban d adalah yang paling benar. Bukankah itu menjengkelkan?
Kebenaran hanya milik guru. Jika kita ingin memahami teori apa pun, jika pandangan tidak sesuai dengan pandangan guru, itu tetap salah.

Ilustrasi ujian sekolah / Kredit: Rindupulang via www.rindupulang.id
Karena kita tahu bahwa sosiologi bukanlah ilmu pasti seperti matematika dan lain-lain, maka tidak ada benar atau salah dalam mata pelajaran ini. Itulah sebabnya banyak yang mengatakan bahwa kebenaran dalam mata pelajaran yang satu ini mutlak milik guru. Di mana pun kita setuju dengan berbagai teori, jika pandangan kita tidak setuju dengan apa yang dimaksudkan guru, itu tetap akan dianggap tidak akurat. Nah, hal-hal seperti itu terkadang lebih mengganggu sosiologi daripada matematika. Kami berjuang untuk belajar banyak hal dari rumah, sekarang giliran guru untuk memberikan tes, tampaknya kami dapat menjawab semuanya, tetapi ketika kami memasuki tahap penilaian, ternyata pemahaman guru berbeda. hmmm~
Dia bilang jawab saja dengan logika, giliran kita menjawab sesuai penalaran kita kalau skornya tidak lebih dari 50. Khadih!

Suasana Ujian Sekolah / Kredit: Siap belajar melalui readylearn.com
Yang terpenting, pada saat ujian sosiologi, masalah ini menjengkelkan. Dulu, setiap guru yang mengajarkan pelajaran ini selalu menyuruh dan menasehati kita untuk menjawab semua soal ujian hanya dengan menggunakan logika. Andai saja semudah itu ibu siapa yang tidak suka, kan? Saya membayangkan akan sangat mudah, ketika tagihan keluar, ternyata tidak lebih dari 50. Itu sering terjadi!
Namanya bukan ilmu pasti, maka tidak heran kalau Sosiologi tidak bisa dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Matematika, Fisika, Biologi dan sebagainya. Namun, melalui sosiologi, kita dapat belajar banyak tentang hubungan antara manusia, lingkungan, dan segala macam aspek kehidupan sosial kita.