Pakai ‘X’ Buat Kata Ganti ‘Nya’ Adalah Kebiasaan Absurd yang Terpelihara. Bikin Bingung!
Setiap era tentunya memiliki kenangan tersendiri yang mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan. Salah satunya waktu tindakan berlebihan siapa yang punya waktu? ledakan dan modis di pertengahan 2000-an. Ada begitu banyak hal pada waktu itu yang mungkin tampak aneh hari ini, absurd, tidak wajar dan bahkan sangat dapat dihindari. Anda pasti ingat saat bahasa Alai menjadi bahasa gaul bagi jutaan orang.
Misalnya, saya menjadi SAYA, dia mati, Atau hanya sebuah surat X secara sederhana. Pastinya, setelah sekian tahun berlalu dan masa-masa itu telah berlalu, ternyata masih ada saja orang yang menggunakan gaya penulisan ini. Apakah kamu terkejut? Saya merasa tidak bisa move on dari fase-fase ini. Bukannya saya ingin melarangnya, tapi bagaimana dengan ini, ya?
Meskipun kali tindakan berlebihan itu berakhir beberapa tahun yang lalu. Seandainya bahasa ini digunakan pada saat itu, mungkin masih waras.
Status di masa lalu / Kredit: Dictio
Pada masa itu sebenarnya tidak ada salahnya jika ingin menggunakan gaya bahasa ini. Tapi jika itu berlaku hari ini, mengapa terasa salah? Bukan tidak mungkin dan ada larangan tertentu, tapi ya karena tidak tepat, karena belum waktunya. Dulu, belum lagi memperpendek “itu” dan menggantinya dengan tanda x saja ketika ingin memberi nama akun media sosial yang kaku, Anda bahkan dianggap super keren.
Anda ingat dulu ada tren nama akun Friendster dan Facebook yang memiliki huruf yang merupakan campuran huruf besar dan huruf kecil. Begini cara dia menggunakan bahasa yang sulit dipahami, istilah yang tidak familiar, dan bahkan mungkin pemilik akun media sosial bisa membacanya. Mengapa kita cenderung menganggap hal-hal seperti itu sebagai sesuatu yang keren?
Anda hanya perlu menulis tiga huruf. Apa yang begitu sulit!?

Apakah Anda pusing saat membaca? / Foto: Twitter melalui twitter.com
Saya tidak tahu apakah saya sedang terburu-buru, atau saya ingin semuanya sederhana dan tidak merepotkan, atau saya tidak bisa pindah dari zaman keemasan tindakan berlebihan beberapa tahun yang lalu, tetapi orang yang masih menggunakan gaya bahasa ini sangat sulit untuk dipahami. Jika kita dulu berpikir bahwa ketika kita di sekolah, matematika adalah pelajaran yang sangat sulit, Anda akan mengerti bahwa orang seperti itu sebenarnya bisa lebih sulit daripada matematika itu sendiri.
Mungkin salah satu alasannya karena dulu ada promo SMS berbayar, yang biayanya dihitung per karakter. Maka tidak heran jika saat itu banyak istilah yang disingkat sesingkat mungkin. Belum lagi saat menulis pesan tidak pernah diberi spasi sehingga biaya yang dibutuhkan tidak besar. Hemat sih, cuma sering bikin kamu dan orang lain pusing. Ternyata hobi kita selalu merepotkan ya :’)
Orang yang masih menggunakan gaya penulisan ini tidak mengerti apa itu, kita para pembaca harus dipaksa untuk menajamkan otak kita untuk memahami struktur kalimat.
Mungkin tipe orang seperti ini sebaiknya bergaul dengan seseorang yang mengerti gaya bahasa mereka. Toh, kita yang tidak lagi mengerti bahasanya malah repot-repot membacanya. Belum lagi mereka memahami keseluruhan kalimat dengan lengkap, terkadang hanya membacanya kata demi kata juga membutuhkan keterampilan khusus. Pada akhirnya, kesabaran kita akan diuji jika kita membaca gaya bahasa ini. Anda tidak bisa marah, Anda tidak bisa mencela, tetapi jika Anda berdiri diam Anda tidak tahu apa artinya.
Masih banyak orang yang masih menggunakan gaya bicara ini, baik anak-anak maupun orang tua. Cobalah perlahan-lahan berlatih menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami orang lain saat berkomunikasi. Ya mungkin Anda ingin membicarakan hal-hal penting dengan orang-orang penting dan Anda masih menggunakan gaya bicara yang sedang tren lebih dari 10 tahun yang lalu~