Kawin-Kawinan, Permainan Absurd yang Kita Lakukan Saat Kecil Dulu. Cerai Karena Disuruh Makan~
Imajinasi seseorang ketika masih anak-anak, seringkali melampaui nalar dan seringkali membuat kita berpikir, seperti yang kita lakukan dulu. Jadi tidak heran ketika kita masih anak-anak, terkadang kita memiliki dunia kita sendiri. Ini seperti tidak peduli seberapa berantakan atau seberapa buruk situasi di sekitar kita, jangan membodohinya. tertawa terbahak-bahak rakyat kita sudah memiliki ruangan yang benar-benar tercipta dengan sendirinya. Salah satunya adalah permainan anak.
Tidak cukup hanya bermain-main dengan berbagai hal permainan, dan berbagai macam permainan lainnya, pada waktu itu kami sering mengadakan permainan absurd diciptakan oleh imajinasi kita. Ingat ketika kita memainkan peran “pernikahan”, kan? Alah, kamulah yang terlihat seperti kami sedang berada di pernikahan sungguhan dan akan menikah, padahal sebenarnya kami masih anak-anak. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa ini canggung, tetapi bagaimana jika Anda pernah seperti ini sebelumnya. Kami bernostalgia untuk hari-hari itu!
Biasanya semua gadis bermain, lalu pengantin wanita menjadi pengantin pria. Aneh
Ilustrasi permainan kawin / Foto: Cektkp
Tidak bisa dipungkiri jika game jadul ini sering dimainkan oleh kaum hawa. Saya tidak tahu mengapa, jika peran seperti itu dulu dengan anak perempuan, anak laki-laki, jika mereka tidak bermain bola, mobil, robot, mereka memainkan sesuatu yang lain. Nah, ternyata ini yang paling lucu. Karena anak perempuan biasanya bermain, maka anak perempuan sendiri yang memerankan sosok mempelai pria. Lengkap dengan orang tuanya yang duduk di sebelah kanan dan kirinya. Dulu gak lucu banget, hanya saja di usia itu kita juga memikirkan tentang pernikahan
Hebatnya lagi, jika Anda mendapatkan peran sebagai tamu undangan, tidak ada beban rasa malu. Semuanya baik-baik saja

Sebuah cerita tentang menjadi tamu/Kredit: Sepasang bingkai kacamata.
Dari semua peran yang ada, yang paling Santuy inilah mereka yang bisa berperan sebagai tamu undangan. Pertama, tidak perlu dipaksa untuk mengikuti gaya orang yang sudah menikah sejati, dan kedua, tidak perlu malu, karena ternyata jika dilihat lama-lama terlihat bodoh, hehe. Nah, jika mendapat peran sebagai tamu undangan, inilah yang biasanya ditunjukkan oleh anak laki-laki atau anak-anak yang terlambat datang ke pesta. Dulu, mungkin masih bagus, sekarang giliran besar dan melihat teman satu per satu ketika mereka menikah, pusing.
Saya baru saja menikah dalam 15 menit, saya sudah punya anak, saya biasanya menggunakan bantal yang dibungkus kain

Guling dan selendang, starter pack untuk anak / Foto: Carousell
Mayoritas absurd dalam game ini, salah satunya adalah bagaimana kita berakting di hari-hari setelah pernikahan. Entah bagaimana ceritanya, tapi 15 menit setelah akad nikah, pasti sudah punya bayi, lalu bayinya dibalut bantal kain dan digendong. Bisa, ya, usia lebihDenganSaya tidak tahu apa-apa, tetapi saya pikir ketika saya menikah, saya langsung punya anak. Memang, imajinasi kreatif anak-anak tidak pernah tersaingi. Meski terkadang lucu, tapi begitulah dunia anak yang sebenarnya. Kami melakukan apa yang kami lihat setiap hari.
Uang disumbangkan dengan daun. Halo benar selamat tinggal yang utama adalah!

Tak perlu pakai ini, daun pun cukup / Credit: Shopee
Peristiwa ajaib yang tak kalah lucunya adalah ketika kita memikirkan bagaimana cara menghasilkan uang untuk donasi. Coba deh, kok tahu, tiba-tiba kita jadi paham bahwa ada budaya memberi uang untuk sumbangan ketika datang ke pesta pernikahan. Ya, tentu saja uang sumbangan bukanlah uang sungguhan. Buang-buang uang untuk menggunakan uang palsu seperti yang saat ini dijual di toko mainan. Di masa lalu, kami sering menggunakan berbagai jenis daun untuk menghasilkan uang. Nah, daun jambu biji paling sering digunakan. Mungkin karena mudah ditemukan, ya?
Setengah jam kemudian, dia langsung bercerai karena ibunya menyuruhnya makan dulu. A!?!11

Pernahkah Anda merasa? / Kredit: Instagram melalui www.facebook.com
Dari semua rangkaian cerita dalam game, “Perkawinan” adalah yang paling membuat perut kesal ketika kita dipaksa untuk menceraikan pasangan kita. Biasanya setengah jam setelah dimulainya pernikahan palsu. Alasannya tidak begitu rumit dan membingungkan, yang utama paling sering karena ibu disuruh makan siang atau tidur siang. Bayangkan jika kita disuruh tidur dan makan, kita terpaksa menceraikan pasangan. Benar-benar menyebalkan, bukan 🙂
Sangat disayangkan bahwa saat ini role-playing game ini jarang dilakukan oleh anak-anak. Anda tahu sekarang semua orang tahu namanya gadget. Padahal, jika role-playing games tersebut diarahkan dan didampingi oleh orang tua, baik untuk imajinasi dan perkembangan pemikiran anak. Ini lebih dari mainan emosi permainan online benar ~